Pembelajaran Sains Inovatif dengan LabXchange

Latar Belakang

Untuk dapat bersaing di Era Revolusi Industri 4.0 ini, kita perlu membekali anak-anak kita dengan berbagai literasi baru, termasuk literasi dalam bidang sains. Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami konsep dan proses sains serta memanfaatkan sains untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lantas bagaimana potret literasi sains pelajar Indonesia saat ini?

Berdasarkan Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, skor literasi sains siswa Indonesia hanya sebesar 396. Skor tersebut masih jauh dari rata-rata skor global (489) dan menempatkan Indonesia pada peringkat 70 dari 78 negara yang dinilai.

Memang banyak faktor dalam sistem pendidikan Indonesia yang menyebabkan rendahnya literasi sains pelajar kita. Namun pada kesempatan ini, kita tidak sedang saling menyalahkan. Kita akan mencoba bersama-sama mengupayakan solusi. Salah satunya adalah dengan meningkatkan akses guru dan pelajar Indonesia terhadap sumber pembelajaran sains yang berkualitas.

LabXchange: Welcome to The World’s Science Classroom

Saat ini kita hidup di kampung global (global village), di mana kita bisa dengan mudah untuk saling belajar dan berkolaborasi dengan mitra-mitra terbaik di seluruh dunia. Termasuk dalam pembelajaran sains di sekolah-sekolah. Terkait dengan hal tersebut, Global Educollab memperkenalkan LabXchange, sebuah platform pembelajaran digital dari Harvard yang memungkinkan semua guru dan pelajar untuk dapat  mengakses pembelajaran sains yang berkualitas secara gratis.

LabXchange menyediakan konten pembelajaran sains  berkualitas tinggi, termasuk simulasi lab, yang dapat dipadu-padankan dan disesuaikan menjadi narasi pembelajaran kelas yang menyenangkan. LabXchange juga dilengkapi dengan fitur sosial berupa kelas, forum diskusi, dan bimbingan (mentorship), yang memberdayakan dan menghubungkan pelajar, pendidik, serta peneliti di seluruh dunia.

Tampilan LabXchange

Webinar LabXchange

Dalam waktu dekat, Global Educollab bekerja sama dengan LabXchange akan menyelenggarakan webinar dengan topik pembelajaran sains inovatif dengan menggunakan LabXchange. Nantikan tanggalnya!

Semoga pelajar-pelajar Indonesia semakin melek dan akrab dengan Sains. Semoga banyak dari mereka yang kelak menjadi ilmuwan-ilmuwan hebat yang karyanya bermanfaat bagi Indonesia dan dunia!

Mengeksplorasi Dunia Mikro

Maha Besar Tuhan yang telah menciptakan semesta yang sangat luas, teratur dan mengagumkan. Juga menciptakan dunia mikro yang tak kalah mengagumkan. Seperti baru-baru ini, manusia seluruh dunia dibuat repot oleh satu mahluk sangat kecil bernama virus Corona-19.

Ya, kita sesungguhnya dikelilingi oleh dunia mikro. Karena hewan dan tumbuhan terdiri dari sel-sel yang sangat kecil. Termasuk kita juga! Karena ukuran dunia mikro yang kecil, kita tidak bisa melihatnya dengan mata telanjang. Kita membutuhkan alat yang bernama mikroskop.

Syukurlah, saat ini ada mikroskop kertas yang harganya sangat terjangkau, yakni Foldscope. Mikroskop ini ditemukan oleh Manu Prakash and Jim Cybulski dari Stanford University.  Idenya adalah bagaimana membuat  mikroskop yang murah dan awet namun menghasilkan kualitas optik yang sama dengan mikroskop konvensional.

Foldscope – Mikroskop kertas

Merangkai Foldscope seperti membuat origami. Waktu yang dibutuhkan untuk merangkai satu unit Foldscope oleh anak-anak sekitar 30-60 menit. Agar lebih mudah, disarankan untuk melihat video tutorial Foldscope terlebih dahulu dan tetap didampingi oleh orang tua/guru.

Merangkai Foldscope

O ya, meskipun belum memiliki mikroskop ini, Sahabat-Sahabat tetap bisa mengakses hasil pengamatan dunia mikro oleh pengguna Foldscope dari seluruh dunia. Foldscope telah menyediakan platform komunitas online gratis berupa microcosmos. Ayo kita eksplorasi dunia mikro bersama-sama!

Komunitas Online Microcosmos

Menjelajah Luar Angkasa

Kali ini Global Educollab mengajak Sahabat-Sahabat semua untuk mengamati langit, menjelajahi luar angkasa. Tak perlu khawatir kalau tidak memiliki teleskop. Kita bisa menjelajahi luar angkasa melalui citra satelit dari komputer atau smartphone kita.

Menjelajah Luar Angkasa dengan Google Maps

  1. Buka Google Maps;
  2. Pilih Tampilan Satelit;
  3. Zoom Out dengan mouse atau pencet tombol minus (-) sampai muncul tampilan Bumi dan daftar planet serta benda angkasa lainnya;
  4. Selanjutnya kita bisa meng-klik dan melihat planet yang ingin kita jelajahi.

Untuk lebih memahami luar angkasa, kita bisa menjelajahi lebih detil di Google Sky Maps.

O iya, selain Google, kita juga bisa menjelajah luar angkasa melalui sumber-sumber berikut:

https://viewspace.org/

https://www.nasa.gov/

Selamat menjelajah luar angkasa! Sampai jumpa di Planet Mars!

Keliling Museum Dunia

Sahabat-Sahabat Global Educollab, ayo kita keliling museum dunia!

Emang bisa?

Di zaman digital ini, kita mudah banget mengunjungi museum dunia. Bahkan cukup dari rumah sendiri saja! Global Educollab merekomendasikan untuk mengunjungi museum virtual dari British Museum- London. Di sini kita bisa menjelajahi sejarah dunia dari artefak yang dipamerkan. Museum virtual ini dilengkapi dengan audio sehingga bisa sekaligus menjadi tempat belajar mendengar (hearing) bahasa Inggris.

The Museum of The World – British Museum

Untuk museum seni dan budaya, kita bisa mengunjungi Google Arts & Culture. Di sini, kita dapat menikmati koleksi ratusan museum seni dunia. Di antaranya Van Gogh Museum – AmsterdamNational Gallery of Art – Washington DCMusée d’Orsay – ParisMuseo Sorolla – MadridTokyo National MuseumSakıp Sabancı Museum – Istanbul. Kita juga bisa menikmati koleksi beberapa museum Indonesia, di antaranya Museum Nasional dan Unit Pengelola Museum Seni.

Google Arts & Culture

Selamat berkeliling ke museum-museum dunia ya!